Skip to main content

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me-review sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir. 

Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah. He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole.

Review yang akan saya berikan tentu saja sangat objektif dan ngga ada tendensi apapun. Murni review dari sisi penonton/science. Ok, let's start.


Tema skripsi: Color Bending & CWT (Continuous Wavelet Transform) seismic.
Siapa dia:
  • Adalah anggota GF'07 dengan gaya metroseksual yang paling mentereng sejurusan Fisika; rupane sing ndembig pol, ngga ada kata candid photo buat orang ini; parfum aneka rasa, macem dia punya 1 parfum untuk 1 hari; kalau karaoke paling demen nyanyi lagu lagu balad Kerispatih-Afgan lengkap dengan gaya melismanya.
  • Adalah seorang paperholic, tukang presentasi paper .... mau SEG, HAGI, EAGE, dll bakal dia jabanin dah. Mungkin dia punya filosofi yang penting eksis, urusan 'birokrasi' dan tetek bengeknya itu urusan ke 9325.
Highlight: 
  • Seandainya dia bukan geophysicist, mungkin orang ini paling cocok jadi lurah. Soalnya ni anak pedenya minta ampun. Makanya pas presentasi skripsi kemarin, dia ngga grogi sedikit pun ~ yo paling pasang muka ndembig kalau lagi bingung ... haha. Overall keliatan kalau dia sangat menguasai slide presentasi yang dia omongin.
  • Tema color bending seismic, sesuatu yang baru buat saya. Intinya teknik ini mendekomposisi frekuensi warna gambar 2D interpretasi seismic, trus pada warna warna tertentu (entah merah, hijau, atau biru) nantinya bisa dipakai buat liat tampilan stratigrafi atau struktural dari perspektif yang lain. So unyu.
Downlight:
  • Teori color bending yang kurang dalem, terutama kenapa harus frekuensi warna RGB (red-green-blue) yang digunakan. Kenapa ngga jambon, ungu, dan oranye (hahaha) ?
  • Di referensi, teknik color bending memang beneran bisa buat bantu interpretasi seismik, tapi giliran pake data dia sendiri, teknik ini malah geje dan keliatan ngga begitu guna. Ada limitasi dari teknik ini yang sayangnya ngga dia bahas.
  • Sejauh penangkapan saya, data skripsi yang digunakan merupakan sample data di OpenTect. Demi apa data yang seharusnya digunakan untuk 'latian' software justru digunakan untuk data skripsi? Sedikit 'tidak adil' menurut saya karena data buat latian tentunya adalah data sudah dikemas ideal, gampang diinterpretasi, bisa keliatan struktur dan batas stratigrafinya, dll. Dimana tantangannya? Tapi mungkin Pak Wiwit, dosen pembimbingnya, punya alasan tertentu untuk yang satu ini.
  • Redundant of works, terutama menyambung pernyataan Pak Edi di bagian marker seismik yang sudah diinterpretasi tapi 'di-marker' ulang sama mahasiswa asli Klaten ini.
Overall:
  • Tampilan presentasi : 2.0/5.0
  • Kepedean: 5.0/5.0
  • Komunikasi: 3.5/5.0
  • Penguasaan teori G&G: 3.0/5.0
  • Kemampuan ngeles menjawab pertanyaan: 3.0/5.0

Yudha Nenggala

Tema skripsi: Inversi seismik.

Siapa dia:
  • Adalah antek antek GF'07 yang tergabung dalam geng jago-bikin-slide-presentasi bareng sama Sony, Abi, Anang. Duh kalau salah satu dari mereka uda maju dan ngasi presentasi, bisa dijamin slide-nya pasti sangat daebak. Slide-nya doang lho yaaa ... communication delivery-nya itu lain perkara haha.
  • Termasuk dalam anggota dewan kehormatan GF'07 untuk urusan asistensi praktikum yang berbau bau geologi, macem geologi dasar, mineralogi, dan petrologi. Sama kayak Sony, legacy ni anak untuk urusan asistensi geologi sepertinya tidak tergantikan.
  • Kalau tersesat di hutan rimba bareng anak ini dijamin ngga bakal nyasar, karena dia bakal membuka mencari jalan sampai kita bisa keluar. Yah paling cuma motong kontur beberapa puluh meter gitu haha.
Highlight: 
  • Mungkin karena sudah dititiskan menjadi mahaguru untuk urusan bikin slide presentasi, presentasi skripsi dia sangat enak untuk dipandang. Padu padanan warna background versus warna tulisan sangat menarik. Dia tau banget dimana 'kata kunci' dalam satu kalimat. Menjual banget lah intinya.
Suasana sidang Yudha di ruang sidang Fisika.

Downlight:
  • Ohhhh Yudhaaa, kenapa kamu grogi banget pas presentasi di depan Pak Kirbani ~ banyak banget fillers-nya.
  • Sekalinya pertanyaan perdana Pak Kirbani ngga terjawab, keliatan banget gimana mental Yudha langsung ambrol ibarat jembatan di Muntilan pas diterjang lava dingin Merapi. Lesson learned: bisa ngga-nya menjawab pertanyaan perdana dalam sidang menentukan mental mahasiswa tersebut dalam menjawab pertanyaan berikutnya.
  • Referensi inter-granular silisiclastic model yang dia gunakan untuk menjelaskan penyebab permeabilitas rendah di tubuh reservoir karbonat (yang merupakan non-silisiklastik karbobat). Jelas ngga nyambung ~.
  • Banyak pertanyaan dasar (selevel FisDas 1 - FisDas 2) yang dia lupa, mungkin terlalu fokus pengen meng-highlight inversi seismiknya yang penuh warna itu.
Overall:
  • Tampilan presentasi : 5.0/5.0
  • Kepedean: 2.5/5.0
  • Komunikasi: 3.0/5.0
  • Penguasaan teori G&G: 2.0/5.0
  • Kemampuan ngeles menjawab pertanyaan: 2.5/5.0

Galih Prasetya D

Tema skripsi: Geomagnetic untuk studi Ore tambang.
Siapa dia:
  • Adalah anggota GF'07 dengan perawakan kalem dan ngga banyak bacot pastinya. Dari banyak sekian banyak anggota GF'07 yang saya kenal, pastinya Galih bukan salah satu GF'07 yang sering karaoke bareng. Makanya jadi ngga terlalu 'kenal' lebih jauh sama adik kelas SMA Prita'GF06 ini.
  • Skripsinya dia garap di PT. Aneka Tambang. Jadi sedikit de javu dengan kerja praktek saya dulu.
Highlight: 
  • Di presentasinya dia banyak menyebutkan terminologi batuan keras geologi: monzonit lah, zeolith lah, pegmatite lah, etc. Sesuatu yang jarang disebutkan untuk studi kasus penggunaan metode geofisika tambang untuk luas wilayah yang regional sekali. Umumnya, skripsi geofisika tambang paling buat liat mana vein-nya, delineasi struktur daerah tersebut, sampai maksimal menentukan kualitatif cadangan kasar bahan tambang (kalau berupa body).
  • Dengan luas area yang super regional (40x40 km persegi), dia nge-run PPM (proton precision magnetometer) magnetik ala manual, yaitu dengan berjalan kaki dengan spasi 10 meter. Ajigile ~ mending pake airborne magnetic kalau saya jadi kepala eksplorasinya haha #pemales.
  • Salah satu keuntungan ngerjain skripsi lapangan di perusahaan tambang terbesar di Indonesia adalah kesempatan buat nyobain alat geofisika yang baru. Ya mungkin ngga terbaru, tapi minimal jauh lebih modern daripada yang ada di kampus. PPM magnetik yang dia gunakan untuk skripsi ini adalah salah satu PPM terbaru di pasaran.
  • Dia yang paham teori teknik akusisi PPM magnetik luar dalem. Biasanya mahasiswa suka kejebak di pertanyaan seputar itu tuh, tapi beda dengan Galih yang ber-asolole ria dengan pertanyaan instrumentasi PPM.
  • Forward modeling dari data magnetik dia yang masuk akal, minimal itu yang dikomen sama Pak Wahyudi, pakarnya magnetik di lab GF.
Downlight:
  • Sekali lagi mental. Yes, mental! Terlihat banget gimana ketika kondisi kita ngga bisa jawab pertanyaan dosen bisa bikin sesuatu yang simpel jadi terlihat komplex sekali. Ini terlihat ketika Pak Imam nanya ke Galih mana komponen variabel medan magnet di penurunan rumus kontinuasi. Sebenernya keliatan banget dari derivasi rumusnya, cuma karena mungkin Galih sudah bingung banget jadinya ngga nyanthol deh.
Overall:
  • Tampilan presentasi : 3.5/5.0
  • Kepedean: 3.5/5.0
  • Komunikasi: 3.5/5.0
  • Penguasaan teori G&G: 3.5/5.0
  • Kemampuan ngeles menjawab pertanyaan: 3.5/5.0



Dendy Setyawan


Tema skripsi: Inversi lambda-mu-rho.
Siapa dia:
  • Pemecah rekor GF'08 dengan menjadi orang pertama di angkatannya yang sidang duluan. Keren bisa sidang skripsi dalam kurun waktu 4 tahun kuliah, terlepas kurikulum di MIPA yang mawut padetttt banget.
  • Kalau lagi ambil data di lapangan sama orang yang suka futsal ini dijamin bakal bahagia, karena dia ini sangat kuli. Sekuli porsi nasi kalau dia lagi makan. Dan thanks buat syukuran traktirannya, haha.
  • Sejak nonton skripsi Dendy, saya melakukan detailed live report suasana sidang via twitter secara geje. Misalnya: 
    • LiveOnG3.5 : Dendy rancu ngejelasin CDP gather vs super gather
    • LiveOnG3.5 : P.Tono 'LMR didapatkan dari mana?'
    • LiveOnG3.5 : P.Eddy picky sekali ngebahas tulisan Dendy
Highlight: 
  • Sebagai pemecah rekor angkatan, banyak mahasiswa GF'08 yang datang memberi support pada sidangnya. Sesuatu yang (kadang) bisa bikin semangat si mahasiswa yang sidang jadi lebih semangat.
  • Mengaitkan lambda-mu-rho dengan fluid properties ~ saya belum pernah dengar. Meskipun dia ngga melakukan uji lab untuk verifikasi, tapi teknik ini cocok untuk daerah frontier basin.
  • Beberapa pertanyaan menjebak berhasil dia jawab dengan gemilang.
Abis sukses sidang, Dendy langsung pasang profpic ini di FBnya
Downlight:
  • Kadang terdengar dan terlihat banget gimana dia grogi. Sering mengubah kata ganti 'saya' jadi 'kami', macem pidato 17an di kampung. Yang seharusnya penelitian ini saya lakukan di perusahaan Medco Energy berubah menjadi penelitian ini kami lakukan di perusahaan Medco Energy. Lha sing bener sing ndi? Ini skripsi yang dilakukan perseorangan atau berjamaah?
  • Level pede yang naik turun. Mudah goyah dan mudah diombang ambingkan oleh aura sekomplotan dosen senior sebagai dosen penguji. Emang ngga bisa dipungkiri bahwa aura dosen senior biasanya ngefek ke mental mahasiswa.
Overall:
  • Tampilan presentasi : 2.5/5.0
  • Kepedean: 3.0/5.0
  • Komunikasi: 2.0/5.0
  • Penguasaan teori G&G 3.5/5.0
  • Kemampuan ngeles menjawab pertanyaan: 4.0/5.0

Muhammad Hilmi Hakim

Tema skripsi: Geomagnetic untuk studi sistem vulkanik gunung api Kelud.
Siapa dia:
  • Salah satu asisten fieldtrip Geologi Dasar-nya GF'11 ini paling jago bikin marmos orang. Ngga heran dia sempet dinobatkan sebagai public enemy GF'11 pada saat fieldtrip berlangsung, haha.
  • Bakal banget tantangan buat dia ngerampungin kuliahnya ini, jadi sangat salut dan senang bisa liat anggota GF'07 ini akirnya lulus juga. Thanks buat syukuran traktirannya, haha.
  • Sama seperti Dendy, saya juga melakukan reportase geje langsung dari tempat sidang via twitter:
    • LiveOnR.SidangFisika : P.Aji sukses men-SMACKDOWN hasil reduksi bid. datar modelnya hilmi dari sisi matematika
    • LiveOnR.SidangFisika : P.Wowot nanya cara kerja PPM
    • LiveOnR.SidangFisika : P.Wowot ngebahas medan magnet transient & medan magent induksi
Highlight: 
  • Temanya ! Yup tema skripsi-nya yang sudah langkaaaaaaaa dan sulit banget ditemui di skripsi S1 Geofisika. Entah kapan terakhir liat/baca topik geofisika untuk gunung api. So refreshing!
  • Dedikasi dan perjuangan dia dalam akusisi data, sampai ke puncak kubah lava Gunung Kelud purba segala, lengkap dengan mendaki singkapan kekar tiang yang fantastis itu. Demi apa dia bisa naik kesana dan kembali dengan kondisi selamat, daebakkkkk!
  • Alur presentasi dia (baik slide maupun komunikasi verbalnya) yang runtut, seperti lagi baca cerpen. Rapi banget.
  • Model batuan beku yang dia bikin sangat 'mencolok' dan 'ngga lazim' banget. Saya sendiri belum pernah liat model seperti itu, selain juga ngga familiar sama gimana modeling batuan beku untuk metode medan potensial. Tapi alesan dia logis juga sih, karena dia memodelkan bodi rombongan batuan beku yang punya nilai variasi suseptibilitas sangat kecil, yang sebenernya kalau mau dimodelkan sebagai 1 bodi tunggal yo jane iso wae ~ tur sense geofisikanya jadi useless. Kalau uda gini jadi pengen tanya langsung sama Boel", temen SMA yang jago hard rock geology.
Model geologi hasil forward modeling data geomagnetik dia, ini yang aku bilang agak 'mencolok'. Batas batas bodi-nya itu lho, rodo pie. Gek ana sing tegas hampir 90 derajat. Tur pertapaan ilmu batuan beku-ku yo lemah, haha ... jadi ngga bisa terlalu komentar. 


Episode II dari model geologi-nya yang ngga lazim. Demi apa itu ada persimpangan 4 jenis batuan beku (warna biru, coklat, pink, merah).

Downlight:
  • Banyak banget typo-nya di presentasinya. Terutama bagian rumus Geofisika yang kemudian menjadi ladang pertanyaan para dosen penguji.
  • Kadang dia kurang ngeyel dalam mempertahankan argumen yang kemudian lagi lagi jadi bulan bulanan dosen penguji.
Overall:
  • Tampilan presentasi : 4.0/5.0
  • Kepedean: 3.0/5.0
  • Komunikasi: 4.0/5.0
  • Penguasaan teori G&G: 3.0/5.0
  • Kemampuan ngeles menjawab pertanyaan: 3.5/5.0
So far sih baru lima mahasiswa ini yang saya sambangi sidangnya. Kedepannya ada Neni'GF08 dan Tejo'GF07 yang bakal sidang. Ntar lagi deh kalau lagi niat saya tulis review sidang mereka ....

Comments

  1. Ditunggu review nya :-) Yang review mas Gondes kok gak ada ya, pengen denger perjoangannya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. -_-

      kan sudah aku tulis di paragraf perdana kalau sidang Gondes aku ngga nonton -____-

      Delete
  2. ibu ade8:50 PM

    Waaaaa... Jadi teringat sidang tugas akhir S1 diriku yang harus diuji oleh dosen jurusan Fisika (bukan hanya prodi Geofisika saja seperti sekarang). Mantap-mantap pertanyaannya!
    Aku beberapa kali ikut presentasi anak-anak tingkat S1 (bachelor, diploma) di Jerman. Ada yang pede, ada yang grogi. Ada yang penguasaan materinya baik, ada juga yang biasa-biasa saja. Bedanya, ujian tugas akhir di sini yang ditanyakan hanya yang berkaitan dengan pekerjaan tugas akhirnya saja. Sedangkan di geofisika kita pertanyaan penguji terkadang bisa merembet kemana-mana.
    Fei, siapa itu yang bikin seismogram sendiri terus diusung ke Merapi? Kagak sale tuh?

    ReplyDelete
  3. Seru ya !

    .. Jadi nggak sabar juga pengen skripsi :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen penguji. Berikut adalah