Skip to main content

Crazy In Love With Tennis..!!!


Wuahh!! Kayaknya kalo ditanya orang, " Apa olahraga favorit kamu? " , bakal aku jawab dengan mantab, " Tenniss!!! " . Rada bego juga napa aku suka banget ini olahraga. Uda gak begitu mahir maen [servis aja masih suka salah masuk kamar], megang raket belom bener, forehand-backhand masih suka bingung gimana mukulnya, dll. Tapi aku suka tennis dari dunia aslinya. Esp, woman tennis. Wuuaaah... Uda deh, klo liat di TV tanding antar petenis cewek, udah ga bisa kedip ni mata. Ngeliat permainan power and game-nya Venus Williams ato adeknya yang sama2 bongsor, Serena Williams, ngeliat backhand satu tangannya yang powerfull punya idola saya, Justine Henin, ato liat kecantikan petenis Rusia, kayak Maria Sharapova, dkk. Pokoknya nonton tenis tu banyak pilihannya... Hehehe...

Hidup Tennis!!

Chayo!

Comments

  1. Anonymous8:07 PM

    I miss my ferrero... huics... knapa dia g pernah menang lagi ya... anw, thx buat testinya

    nien

    ReplyDelete
  2. Anonymous4:40 PM

    Wah...Maria Sharapova kiy lho... Ning pancen sih, tu cewek sexy bener..!! Opo meneh Anna Kournikova.. Sayang wis pensiun dini.

    Hehehe..

    -wingky-

    ReplyDelete
  3. wah wahh..yg lagi semangatt
    aku disini tennis sekali pei, itu juga ngaco heuheaueha..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen penguji. Berikut adalah

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan saya berikan t