Skip to main content

Survei OPMG Part II

Kemaren Sabtu aku baru aja survei OPMG untuk kedua kalinya. Masih di tempat yang sama, yaitu Babadan. Survei kali ini bisa dibilang survei hidup dan mati [hoeksss...hiperbolis banget], soalnya survei kali ini -sesuai titah sang ketua- kudu all out. Artinya, semua jalur kudu bener-bener disurvei baik morfologi, safety-nya buat Geofisika 2005, plot-plotannya udah kudu bener, ada ga tempat yang bisa dipake sholat di lapangan, dll. Bener-bener total. Mana status Merapi kan lagi waspada. Serem. Udah gitu kelompoknya di-rolling pula! Aku ga bareng ama Wiji, Vega, Alfan lagi. Huwhuwhuw... selamat tinggal kawan! Sebagai gantinya aku sekelompok ama Simbah, Sospol. Udah gitu ditemenin sama angkatan 2002, yaitu ketua HMGF, mas Angky. Wew, jadi grogi neh! ^_^

Thx God banget orang-orang tersebut adalah orang-orang yang berkompeten dalam hal lapangan. Jadinya ilmu baca kompas & plot peta kontur aku langsung meningkat dratis dalam sekejap (Hoho...sombongnya). Udah gitu, jalur yang dipakai kelompok ini adalah jalur yang sama ketika aku surve bareng Wiji, Alfan, Vega. Yah, it means kita ga perlu nyari jalur baru, karena aku juga masih inget jalannya. Standarlah, naek turun punggungan, climbing ala spiderman, naek berpuluh-puluh sengkedan. It was happened again. Capek siy. Tapi ternyata kelompok kita ni adalah kelompok pertama yang nyampe beskem. Dengan catatan waktu tercepat pastinya, dengan waktu bersih 82 menit ;D . Horeeee... Suit... suit...

Kelompok kedua yang nyampe kelompoknya Galer. Di jalan sempet ber-"Hoiiii.." ria. Soalnya punggungan kita tetanggaan. Kelompok ketiga yang nyampe kelompoknya Pranowo. Katanya jalur mereka ngelewatin WC umum gitu deh. Awww, jadi pengen liat... =P Kelompok keempat yang nyampe adalah kelompoknya si Pitax. Sempet kesasar kemana2 katanya. Kelompok kelima yang nyampe adalah kelompoknya Kuya. Dia lupa ga sempet poto-poto di jalan. Hoho, artinya jatah buat moto diri saya masih banyak... Kelompok keenam yang nyampe adalah kelompoknya Okta. Si okta uda kayak kepiting rebus. Merah semua mukanya. Kelompok ketujuh -yang puaaliiingg lama banget- adalah kelompoknya Jo. Si Oni malah kesengat tawon segala di palanya. Ckckck....

Dari hasil rapat-merapat pasca surve, jalurku dipilih menjadi salah satu jalur utama buat OPMG besok. Thx, God. Gak sia2 saya buang2 energi hari itu. Singkat kata, hari itu sangat menyenangkan.

[to be continued..]

Comments

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen penguji. Berikut adalah

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan saya berikan t