Skip to main content

Antara Pengumuman Dagadu, Fifi Aleyda Yahya, Kucing Mushola, dan Beasiswa...

">" border="0" alt="" />
Huohuohuo.....

Pengumuman hasil tes II Dagadu udah keluar kemaren siang bo! And the results is :

GW KETRIMA KE SELEKSI DAGADU BERIKUTNA...

Huehueheu... kayakna Dewi Fortuna masih berpihak pada saya. Tapi daripada Dewi Fortuna, mending Dewi Sandra aja yang berpihak pada saya... *ra nyambung* Awalnya rada2 shock gituw pas baca pengumuman hasil seleksi. Soalnya pas seleksi kemaren minggu tuh yang lolos bejibun banget dan taruhan deh gw tu ga ada apa2nya dibanding mereka yang looks so amazing *rendah diri*. Kalopun sekarang lolos lagi, it's a miracle. Wah, tengkyu buat semua yang ngedukung saya. Buat orangtua saya, kakak saya, burung jalak saya, fans saya di seluruh dunia, pokoknya thanx berat! *speach ala grammy*. Tes berikutna tanggal 23 Februari @ 3 PM. Wah, bolos kuliah dunkz... T_T

Eniwei, adakah kemaren yang menonton berita Metro TV jam setengah 7 sore ga? Ada kejadian menarik tuh. Yang jadi anchor-nya pas itu mbak Fifi Aleyda Yahya yang cantik itu (poto diatas) sempat membuat sedikit kesalahan pada pemberitaan yang dibawakannya. Kebetulan pas itu beritanya tentang kucing super gemuk di China. Geblek, niy kucing bobotnya mpe 5 kali bobot kucing normal. Uda gitu, doski ga kuat lagi nahan berat badannya, so kerjaannya cuma bobo' mulu di kasur King Size yang emang khusus buat tu kucing. Edan emang. Nah, kesalahan terjadi pada saat mbak Fifi nyebut tu kucing dengan embel embel seorang, " ...pemirsa, di China terdapat seorang kucing dengan bobot hingga 90 pon ..." Wah, kacau. Masak kucing disama2in sama manusia? Tapi gapapa, kayakna mbak Fifi nyadar gitu. Soalna abis tu berita selesai, doi cengengesan ga jelas. Pasti ngetawain kebodohannya barusan. It's ok, girl! Yang penting lo tetep bakal jadi anchor Metro TV favorit gw selain Chantal Della Concetta, Rahma Sarita, dan Meutya Hafid.

Ngomong2 soal kucing nih, jadi inget ama kucing musholla, da most friendly cat ever! Ni kucing emang jadi idola para mahasiswa dan mahasiswi F-MIPA karena keramahannya ama manusia. Maw dicolak colek gimana pun doi ga marah, ga nyakar, apalagi nggigit. Ga banget deh. Belakangan saya sering liat tu kucing nongkrong di depan pintu SIC. Tiduran gitu di kesetnya. Kayakna lagi rada2 sakit. Soalnya pas coba saya pegang dan saya sapa, doi mengeong ala Mulan Ratu *baca : serak-serak ga jelas*. Mending juga mengeong ala Pinkan ato Reza gitu, kan lebih enak didenger *logh??* Yah, pokokna cepet sembuh ya....

Oh, iya F-MIPA lagi hobi ngeluarin beasiswa niy. Kali ini ada SuperSemar (semar tapi ukurannya super gitu?), sebuah beasiswa untuk menyambut hari Valentine. Oh.. bukan dinkz. Beasiswa kerja bareng UGM-Swasta buat 500 mahasiswa UGM. Syarat2na kebetulan so easy. Ah, ikotan yukkkkzzz....

Chayo!!!!

Comments

  1. SALAM KENAL .....SAYA FRISTIAN HUMALANGGI,, ANDA FANS FIFI ALEYDA YAHYA YA ? SO DO I, SHE IS REALLY GOOD NEWS ANCHOR,,,HM,,,,LUCU SEKALI KESALAHAN YANG MBAK FIFI LAKUKAN YANG ANDA TULIS DIATAS, HM,, SAMPAI SAAT INI SAYA MASIH INGAT KESALAHAN2 YANG PERNAH MBAK LAKUKAN,,,,TAPI ITU TAK SEDIKITPUN MENGURANGI KEKAGUMAN SAYA KEPADANYA, IYA KAN ???? HM,,,,FIFI

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen penguji. Berikut adalah

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan saya berikan t