Skip to main content

And the results is.....

They can say anything they want to say
Try to bring me down
But I will not allow
Anyone to succeed
Hanging clouds over me
And they can try hard to make me feel
That I don't matter at all
But I refuse to falter
In what I believe
Or lose faith in my dreams

( Can't Take That Way From Me - Mariah Carey)
Ow yeah! Akirna saya lolos ke tahap trainning indoor-outdoor dan magang calon Garda Depan XXVI Dagadu! Wuohohohohoho..... Penantian panjang akirna sirna jua. Total hanya ada 28 orang yang lolos seleksi dan itu berarti uda nyisihin 552 orang peminat (termasuk Wiji, kekeke ;p~ ). Yah, meskipun ini sebenernya masih merupakan test (final test tepatna), but I'm so excited being here! Once step closer gitu logh -kata Nopi- . Eniwei tengkyu banget buat semua yang uda ngedukung saya, ortu saya, keluarga saya, fans berat saya, dan yang pasti Geofisika'04 yang setia nyuport saya dari awal mpe sekarang..

Perasaan deg2an, grogi, seneng, haru pokokna semua jadi satu. Deg2an karena ini adalah pengalaman baru untuk dunia seperti ini. Grogi karena diluar sana tantangannya bakal lebih gede. Seneng karena impian kecil
finally menjadi kenyataan. Haru karena perjuangan selama ini akirna ga sia2, mule dari itu bolos kuliah (thx berat untuk partner gosip saya, Luse', atas ttd palsunya), tidur kemaleman, ga nonton Liontin, dll.

Kemaren sore tu langsung disuruh kumpul jam 3 sore buat briefing awal. Yah, kita dibagi kelompok JJM (Jalan2 Malioboro) gitu. Tujuannya buat observasi dagadu asli dan palsu yang marak beredar di kisaran Malioboro. Aku sekelompok bareng
Rasya (UGM - Sastra Korea), Mas Molon (UNY - Elektro), Ina (UGM - Komunikasi), Adit (USD - Sastra Inggris), dan Yunita (UGM - Farmasi). Wah, such a bless banget gabung kelompok bareng mereka! Mereka kooperatif sekali, pada jago ngomong, jago ngelobi, dll. Wah, pokokna bener2 bikin minder. Tapi gpp, saya berarti ga salah alamat sekelompok ma mereka!

Hari ini kita uda survey ke Malioboro, setelah paginya observasi ke
Posyandu & UGD Malioboro. Surveinya ga komplit, coz Yunita ma Mas Molon ada sumthin to do abis Jum'atan. Ya uda deh, akirna cuma gw, Rasya, Ina, dan Adit aja yang jalan. Wah, ternyata susah juga membandingkan dagadu asli & palsu. Eventhough saya uda join Balairung, tapi tetep aja yang namanya reportase itu selalu menjadi bagian yang susah *ga kebayang kalo Phitax do the same thing as I did*. Apalagi kelompokku dapet jatah untuk survey bagi hasil & sistem usahanya. Sure, it's not going to be that easy. Setelah 2 jam jalan panas2an, hasilnya antara lain : 1 celana Dagadu palsu, 2 gantungan kunci dagadu palsu. Kita wajib beli, buat bukti otentik pas dipresentasiin di indoor training.

Rencana maw lanjut survey besok Sabtu dan Minggu. Ah, saya lagi semangatna di-
training niy. Belom lagi outbond dan magangnya. Wuohoho....

Mungkin sekilas, gw bakal ga
full kuliah buat 2 minggu ke depan. Rugi dunkz bolos kuliah? Jelaslah, tapi ga merugi amat, mengingat ga semua orang bisa dapet pengalaman seperti ini. Bener kata Gardep 24, Mas Nicko -Elins'03-, " hidup ini dinikmatin aja! "

Dagadu...
here I come!

Wish me luck for the last!

Comments

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen penguji. Berikut adalah

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan saya berikan t