Skip to main content

DWLS Course : CBM Exploration

DWLS (Denver Well Log Society - http://dwls.spwla.org/) adalah satu organisasi yang mewadahi para petrophysicist / well log analyst / drilling engineer di Denver, CO. Setiap bulannya organisasi ini mengadakan short course dengan tema beragam (pastinya selalu berkaitan dengan petrophysics). Bertempat di Wynkoop Brewery, Denver, topik yang diangkat bulan maret ini adalah Geologic Cross Section, Gas Desorption, and Other Data From Four Wells Drilled for Alaska Rural Energy Project, Wainwright, Alaska, Coalbed Methane Project, 2007-2009 yang diisi oleh Art Clark, USGS (U.S Geological Survey).

18th street, Denver : Jalan dimana Wynkoop Brewery berlokasi

Perjalanan ke lokasi ini cukup ditempuh dengan waktu 25' driving dari Golden. Begitu tiba di lokasi, kita dikasih name-tag dan soft drink. Dsini ada banyak petrophysicist/ geologist/ geophysicist/ drilling engineer yang datang. Banyak banget petrophysicist terkenal yang aku baca papernya - eh sekarang malah ketemu di event ini (lucky me!).

Format course ini adalah lunch dulu baru course. Jadi ada 5 rounded tables gitu, trus ada layar dan projector di depan ruangan. Setelah dapet posisi yang oke untuk denger dan nonton presentasi, akirnya giliran aku berbaur dengan para orang" terkenal dan uda experienced ini. Rada jiper mulanya, maklum satu"nya mahasiswa di ruangan ini. Setelah liat kiri kanan, akirnya aku kenalan sama konsultan geologist, Susan Wegner. Beliau ini orangnya ramah sekali dan sudah punya pengalaman 33 tahun di oil industry. Ngedengerin cerita orang" yang uda punya pengalaman memang selalu seru dan ngga ada habisnya. Dia cerita kalau seumur hidup dia belum pernah keluar US, padahal dia ngerjain data" geology dari Australia, China, UK, Ukraina, dll. Dia bilang, " Every person lives with their destiny, I lived with mine. I never complaint ". Salut deh sama si ibu geologist ini. Kemudian ibu ini juga ngasih saran ke aku, "Your generations are different than ours. You might overbearing the computer technology and such things, something that my generations did not familiar at. However, you should never ever trust your software or logs data. Don't take them for granted. Always use your logic as scientist. " . Waw, wejangan yang berkesan dan bertuah banget !

round table (diisi 8 orang), lengkap dengan appetizer dan desert

Lunch dimulai setelah ada aba" dentingan gelas dari panitia. Di round table-ku aku duduk dengan beberapa orang yang rata" bekerja sebagai production petrophysicist. Salah satu geologist di table ini (Joe Dumensil, Halliburton Energy) malah kenal sama salah satu advisorku. Beberapa di antara mereka ngobrolin drilling di unconventional reservoir (yang tentu sangat challenging). Appetizer lunch kali ini adalah salad. Ngga tau salad 'jenis' apa. Biasanya orang America punya 1001 macam variasi salad, yang menurutku sama aja : sayur. Tinggal tambah telor, krupuk udang dan saos kacang jadi deh gado gado ! Setelah menyantap appetizer dilanjutkan menu mirip Chicken Cordon Bleu, cuma ini ala Mexican. Geje banget dah. Pake nasi Mexico sgala. Abis menyantap menu utama, dilanjutkan dessert berupa cheese cake yang lumayan enak.

Chicken Cordon Bleu ala Mexican. Aku suka sayuran + ayamnya, cuma nasi Mexicannya ngga terlalu suka. Butir"nya gede" kayak padi gogo.

Setelah kenyang makan dan ngobrol, akhirnya course pun dimulai. Art Clark, menurutku, punya style presentasi yang oke banget. Jelas, lugas, dan to-the-point. Sayang pas presentasi kita ngga diijinkan ambil gambar (~ so ngga ada gambar deh!). Beberapa notes yang aku tangkep dari presentasi dia :
  1. Sesuatu dikatakan 'shallow' (untuk geoscientist) kalau depthnya kurang dari 3000ft atau kurang dari 900m
  2. Area target berada di N 70 38' 50'' dan W 160 0' 38".
  3. Target adalah Cretaceous Nanushuk Formation, shaly-coaly formation.
  4. Ketebalan reservoir CBM 50-100 ft.
  5. Untuk kasus di Alaska ini, ketebalan permafrost (lapisan es) lebih penting untuk diketahui ketimbang ketebalan CBM (karena ada alasan lingkungan dan produksi juga nantinya).
  6. Permeability untuk frozen coal = O mD.
  7. Selain menggunakan coal desorption analysis untuk ngeliat gas yang terkandung di coal, secara kualitatif tim USGS menggunakan leak chop spray ke tubuh coal core --> yang ntar tu coal berubah jadi putih (karena spray), trus gas yang terexpulsi bisa keliatan dalam bentuk gelembung bisul di permukaan si coal itu.
  8. Ash content di coal akan meningkatkan gamma ray response di log (I never knew that).
  9. Salah satu cara buat ngebedain gas dari biogenic vs thermogenic adalah diliat isotope carbonnya. The lighter, the more likely gas was produced in biogenic process.
  10. Conservative recovery factor untuk CBM ~ 50% (yang masuk akal untuk gas reservoir).
  11. Production well untuk CBM itu sebaiknya dibikin elips parallel ke bedding coal-nya, instead of circular seperti pada umumnya. Hal ini karena coal punya face cleast and butt cleat yang masing" punya nilai permeability yang berbeda. (cleat = joints on coal ~ ini istilah khusus untuk coal).
  12. Tim USGS menggunakan glycol yang dicampurkan ke production water formation untuk menaikkan temperatur freezing point dari si fluida tersebut.
  13. Be careful on drilling when you have shale/silt above the CBM reservoir ~ they are troublesome.
mekanisme nge-drill CBM secara umum

bayangin gimana mau ngebor kalau permukaannya aja beku gini?

bayangin kalau permafrost seperti ini ada di subsurface setebal 1000ft (300m)

Presentasi ini berakhir 1.5 jam kemudian. Animo dan antusias dari yang dateng bener" rame. Banyak pertanyaan dari sisi problem economical issues, production issues, dan environmental issues. Lumayan dapet banyak ilmu baru dari course ini. Salah satu wacana yang aku dapet dsini adalah ngebor di Alaska, daerah yang dikatakan kutub utara geografis bumi, merupakan sebuah tantangan, baik dari segi ekonomis, produksi, dan lingkungan

Comments

  1. Anonymous1:02 PM

    pertama maen (lagi) yang berubah tentu leotnya....dudududu...

    kedua aku suka dengan quote dari ibu susan " Every person lives with their destiny, I lived with mine. I never complaint "

    ketiga, lanjutkan fey jadi dirikuh bisa sekalian belajar dengan membaca tulisanmu..paling ga emak2 ini masih mau belajar kok

    ReplyDelete
  2. thanks mbak dewi ! ;)
    seneng banget bisa blogging lagi dan menemukan teman blogger lama seperti dirimu ;D

    ReplyDelete
  3. ichanisti3:06 PM

    wah aq baru tau km punya blog mas fey,, :p banyakin posting ttg geophysics mas,,

    ReplyDelete
  4. Laikkkkkkk disssss!!!!!!!!keren tenan iki...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen penguji. Berikut adalah

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan saya berikan t