Skip to main content

Belanja Sembako

Salah satu rutinitas saben akhir pekan selain belajar adalah belanja. Bukan sembarang belanja macem shopping baju / sepatu di mall, tapi ini adalah belanja kebutuhan pangan alias sembako. Belanja sembako ini sebenernya ngga harus melulu saben weekend sih, weekdays pun bisa. Kalau cuma sekedar belanja sayur atau buah, itu bisa belanja di Safeway / KingSoopers / Walmart (macem Mirota Kampus / Hero / Indomaret kalo di Jogja). Tapi kalau sudah urusan yang berbau Asian food - biasanya cuma ada waktu belanja di akhir pekan aja. Maklum Asian market paling deket itu berjarak 8 miles (13km) dari kota Golden. Jadi mau ngga mau harus naik mobil kalau kesana. Berasa tinggal di barak pengungsian aja.

Hari ini baru aja balik belanja di E-Mart Asian and Whole Foods Market. Sejatinya toko ini adalah Korean market - jadi barang" didalamnya didominasi product Korea. Tapi kita juga bisa nemuin product" Indonesia lebih lengkap daripada Asian market lainnya. Sembako di rumah kebetulan udah habis dari 3 minggu lalu, cuma karena sok sibuk males belanja, jadinya lebih sering makan diluar. Oia, lokasi toko ini jauuuuuuuuuuuuuuuuh banget sumpah gila. Ni toko nih berlokasi di Aurora, CO. Sedangkan aku tinggal di Golden CO. Dua kota ini tu kayak Banten-Surabaya ! Well, ngga sejauh itu sih, lebay banget ya. Pada intinya adalah : JAUH. Bayangkan, jarak mereka itu 22 miles (35km), sodara" (Banten-Surabaya berapa ya? ) ! Jarak segitu dari Jogja udah nyampe Muntilan ! Karena jauhnya, aku jarang banget belanja di toko ini. Males banget. Seumur" tinggal dsini malah baru 2x (sama hari ini) kesana.


Driving sejauh itu sebetulnya ngga ada masalah buat aku yang pernah driving interstate 900miles pas winter road trip. Malesnya itu adalah driving kesana paling cepet harus via highway Colorado yang super hectic itu. Akhirnya pas mau berangkat diputuskan driving lewat downtown, option terakhir yang aku punya. Menurut GPS sih kalau lewat highway makan waktu 39 menit, kalau lewat downtown 58 menit. Gpplah - itung" jalan" ini.


Driving via downtown sebenernya cukup boring - karena max speednya cuma 35 mph (55 kmh). Udah gitu jalannya juga sempit (untuk ukuran US), kira" selebar jamal. Banyak lampu merah pastinya. Dikit" stop dikit" stop. Tapi serunya driving via downtown adalah banyak public park town yang belum pernah aku lewati. Terutama sepanjang daerah Denver-Aurora.

Tiba di lokasi, suasana parkiran ngga begitu ramai yang berarti ngga banyak orang belanja - which is good for me. Kebetulan aku ni tipe orang yang kalo belanja suka liat" dulu, baca ingredients-nya, banding"in merk dulu, banding"in harga dulu, liat variasi flavor yang ada dulu (misal mie instan), etc. Dan itu bisa 10 menit sendiri cuma buat 1 jenis brand (bayangkan betapa lamanya) ! Sayangnya, giliran nanti uda dapet 'pilihan' yang tepat kadang alter ego didalam hati suka bikin mikir ulang dua kali buat ngambil barang itu. Ujung"nya? Ngga jadi dibeli. Kebiasaan yang aneh ya? :/


Masuk ke dalam toko, seperti biasa, langsung ambil trolley dorong. Untuk belanja sejauh 22miles ini sudah pasti aku ngga bakal belanja sedikit. Begitu masuk, langsung mampir ke area seasoning. Biasanya ngga terlalu banyak yang dicari dsini - sekali lagi aku suka liat". Eh ternyata nemu bumbu tom yam dalam jar. Lumayan praktis untuk aku yang suka masak tom yum. Trus mampir ke area sayuran. Jarang banget sih aku beli sayuran di Asian market. Eits, ternyata disini nemu pak choi - salah satu sayuran yang aku suka dan ngga dijual di American markets. Trus mampir ke lorong yang ternyata dipenuhi barang" Indonesia ! Disini nemu banyak merk" yang aku kangen banget, macem choki choki, roti marie, emping, blueband, sirup markisa brastagi, teh botol sosro, dll. Wuuaaah, langsung kalap ! Koleksi barang" Indonesia dsini jauh lebih lengkap daripada Asian market yang sering aku singgahi. So happy ! Surprisingly, dsini ada juga mutiara sagu untuk jenang delimo ! Mata langsung berbinar" - ini salah satu makanan traditional jawa favoritku ! Saking ngidamnya senengnya sampe" nelp ibuku di Jogja (yang waktu itu masih jam 3pagi) cuma buat nanya resepnya! Haha. Overall, aku belanja cukup gila untuk hari ini. Macem mau lebaran. Selain barang" Indonesia, aku juga beli frozen foods macem siomay, durian, bakso, udang, dll.


Begitu selesai belanja, eh tiba" ngedenger dari sebelah area ada orang" Indonesia lagi ngobrol. Kayaknya mereka lagi ngomongin tentang gulai ayam atau sejenisnya. Ketemu orang Indonesia di Asian market sebenernya bukan kali pertama ini, sering banget malah. Cuma ini kali pertama ketemu sama orang Indonesia di market ini. Tipikal orang Indonesia dimanapun tetep ngga berubah : RAME. Pas aku lagi liat" kitchen utensils yang berjarak 6 lorong dari tempat mereka belanja, suara ngobrol mereka masih bisa kedengeran dari tempatku dong ~ ya ampun ribut banget ! Pas mau bayar belanjaan, ndilalah cuma ada 1 kasir yang buka. Frankly, aku ngantri di belakang 3 orang Indonesia ini. Mereka sempet lirak lirik gitu ke belakang - macem pengen nyapa tapi ragu gengsi. Aku sendiri juga cengar cengir ngga nyapa, males dikira SKSD (halah!). Herannya meskipun sepertinya mereka tau aku orang Indonesia, mereka sempet"nya ngomongin aku (yang cuma dibelakang mereka ini !) pake bahasa Indonesia. Ini antara gokil atau emang urat malunya uda putus, mereka ngobrolnya ngga tanggung" :

A : Eh, tu dia orang yang lo pikir orang Indonesia
B (tengok kiri kanan) : Mana ?
C : Belakang lo kalee.
B (tengok belakang) : Oh !

** gaya si B nengok ini macem ngga pernah liat film Catatan Si Boy pas adegan si Onky Alexander curi" pandang ke Mariam Belina - si B langsung NENGOK ke belakang dengan amatirnya. Padahal aku sedang ngantri 1 meter dibelakang mereka. Pada akhirnya kita ngga saling kenalan. :|

Tau ngga total belanjaku habis berapa ? $155.15 ! Huee, mahal banget - yups, karena belanja banyak barang tentunya. Gpp, jarang" ini ke toko ini. :) Kalau belanja normal sih biasanya habis $30.

Pulang belanja - tentu ngga lewat downtown lagi. Ngga bakal nyampe rumah tar. Akirnya diputuskan pulang lewat highway I-70 West yang bisa ngebut 70 mph (110 kmh) - yes, I love speeding (asal ngga ketangkep polisi). Begitu tiba di rumah langsung sigap memasukkan semua 11 plastik belanjaan ke kulkas. Begitu selesai, isi kulkas milik bersama ini 50%nya adalah barang" / makananku. Haha. Mantab bukan? Stok makanan untuk 3 minggu ke depan, at last !

Happy Sunday !

Comments

  1. Anonymous8:40 AM

    wkwkwk. seharusnya ada percakapan disana.. kali aj tar barang belanjaan anda dibayarin *NGAREPPPP

    ReplyDelete
  2. kelihatan kalau penduduk indonesia banyak, dimana2 ada. hehehe

    ReplyDelete
  3. wee ono durent barang ki
    se kilo berapaan disitu?

    ReplyDelete
  4. buka toko dewe mas

    hahahaha

    ReplyDelete
  5. lucu ya, kalau kata2 di kemasan kayak indomie gitu jadi inggris. "Rasa Ayam Special" jadi Special Chicken Flavor.

    Eh, katanya kadar MSG buat ke amrik dari makanan instan berbumbu gitu udah dikurangi ya mas MSG-nya?

    Ku beli macam popmie tapi buatan china, gak ada rasanya coba (kebiasa makan MSG bersendok2 kali ya di Indonesia).

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when...

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen pengu...

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan sa...