Skip to main content

Organic Petrology

Kalau bicara tentang Petrology, jadi inget kuliah S1 semester 3 dimana aku ngambil kuliah berbasis ilmu tentang batuan ini. Berbeda dengan mata kuliah geologi struktur yang bikin pusing kepala karena ngga jago imajinasi, makanya ngga masuk jurusan arsitek, petrology adalah salah satu mata kuliah geologi yang aku suka. Sense untuk mendeskripsi batu yang aku pegang / liat di microscope merupakan gairah yang tak terkira *halah*.


Berbeda dengan petrology jaman dulu yang berkutat di semua jenis batuan, seminggu terakhir ini aku mendapat kesempatan untuk berguru dengan Prof. James Hower dari University of Kentucky tentang organic petrology. Beliau ini adalah salah satu maestro coal petrology di USA. Publikasinya sudah mencapai 240 dan salah satu editor di Coal Geology Journal dan Elsevier. Basically, coal petrology itu ngga ubahnya seperti ilmu petrology lainnya. Kecuali dsini kita fokus melihat macerals instead of minerals. Macerals untuk coal adalah bagaikan minerals untuk rock.


Ada tiga jenis macerals yang dikenal di organic rich rocks : vitrinite (huminite untuk low rank coal), inertinite, liptinite. Masing dari group ini bisa dibreakdown lebih ribet detail lagi ke beberapa type dan sub-type. Vitrinite bisa dibagi lagi ke dalam telovitrinite (tellinite, collotellinite), detrovitrinite (vitrodetrinite, collodetrinite), gelovitrinite (gelinite corpogellinite). Liptinite bisa dibagi ke dalam resinite, alginite, sporinite, fluorinite, dll. Liptinite bisa dibagi lagi ke dalam macranite, secretinite, funginite, inertodetrinite, dll.


Berikut adalah hasil jepretan macerals di bawah reflected light microscope + preliminary interpretationnya.



Origin : Indonesia. Age : Middle Miocene. Ro : 0.56. EOD : swampy lake. Macerals : subberinite (kiri kanan gambar yang bentuknya kayak cambrium batang pohon - red glow), tellinite (tengah)


Origin : California. Age : Early Miocene. Ro : 0.47. EOD : lake, close to proximal delta. Macerals : corpogelinite (yang bunder" macem koin 500an), exsudatinite (yang warna item kayak cabe), textinite (yang bertekstur kayak gelambir" geje)

Origin : Indonesia. Age : Late Miocene. Ro : 0.61. EOD : swampy lake, close to lacustrine. Macerals : sporinite (yang warnanya agak transparan), collotellinite (warna putih), resinite (yang warna coklat terang kanan atas, struktur koin). Note : gawir" garis diagonal itu adalah orientasi polishing-nya, bukan cleats atau factures.

Origin : Californie. Age : Early Miocene. Ro : 0.45. EOD : lake close to estuarine. Macerals : mega funginite (yang tengah paling dominan), sedikit tellinite (atas dan bawah).


Sebagai cabang ilmu geologi yang lumayan ribet, ngga bisa dipungkiri bahwa profesi organic petrologist ini adalah salah satu profesi yang memerlukan jam terbang yang tinggi. Cuma ada sekitar 31 certified organic petrologist di USA atau 44 certified organic petrologist di dunia! Prof. James Hower bilang, " I never wanted to be organic petrologist, except I devoted myself ".


Big respect to all organic petrologist out there !

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when...

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen pengu...

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan sa...