Skip to main content

Aduh Mak ~ Ane Ditilang ! T_T


Yep - saya baru aja kena tilang. Mana kena tilangnya abis nonton bioskop Captain America pula. Jadi agak" badmood nih (opo seh). Trus ketilangnya di Mines Park, apartment kampus buat para mahasiswa CSM, dimana aku uda driving selemot mungkin (10 mph). Ternyata nyupir pelan pun tetep bisa ngelanggar lalu lintas. Jadi bukan cuma supir truk Pantura yang bisa ketilang. Mahasiswa gahool, unyuuu, dan ekseees pun bisa ketilang ~ ra nyambung.

Ticketing atau kena tilang adalah takdir terburuk untuk seorang pengendara kendaraan di US. Bukan tentang ganjaran hukumannya sih, tapi juga denda yang dikenai. Biasanya nominalnya bervariasi tergantung pelanggarannya. Kalau pelanggaran tunggal bisa kena denda $20 - $50. Kebayang ngga tuh kalo pelanggarannya berantai. Menurut si ibu polisi kampus ini saya ngelanggar aturan lalu lintas, karena ngga stop di 2 stop signs sebelum belokan (aduu muuv bupol- gelabb bgt sii tadyy mah #ngeles-alay).

Ya udah sii, karena saya juga uda ngantuk, akirnya saya ngga terlalu mendebat si ibuk polisi itu. Takutnya malah tar dikira nantangin trus saya ditembak di pelipis karena kebanyakan bacot. Abis saya serahin driving license, title, dan car insurance mobil, saya nunggu sekitar 10 menitan di mobil. Paling norak kalo ketilang dsini adalah lampu mobil polisi yang muter" itu DINYALAIN terus sampe prosesi penilangan kelar. Mending kalau siang hari - rada" ngga keliatan. Lah ini malem jam 9.40 pm. Aduh mayuuu banget, mana itu ketilang di kompleks apartement. Jadi semua orang bisa liat dari jendela. Entah kenapa lampu merah-biru-putih nya itu kelap kelip kenceng banget, berasa lagi disko di jalan. Untungnya sih muka kita ngga disorot senter selama 10 menit juga ye (duile macem film horor aja).

10 menit berlalu, akirnya si ibu polisi itu ngasi wejangan supaya next time awas dengan rambu" lalu lintas. Trus gimana daerah Mines Park itu rame manusia, jadi kudu ati" driving mobil. Sebelum cap cus, si ibu polisi ngasi kertas penilangannya. Sesuatu yang baru kali ini saya dapet dan saya tunggu". Saya ditilang $50. Sebuah angka yang ngga sedikit. Itu bisa buat 7x nonton film. Bisa buat 1x ganti oli mobil. Bisa buat 2x isi bensin full tank. Bisa buat beli 3 t-shirt CSM. Bisa buat belanja bulanan 1x. Bisa buat beli 17 kotak susu volume 2 liter. Beli krupuk bisa dapet berapa? Tadinya si ibuk polisi ngasi opsi pilihan untuk sidang. Opsi pilihan yang jelas ane tolak mentah". Saya ngga ingin berakhir seperti Lindsay Lohan. Saya ngga ingin bikin para fans kecewa.

I got ticketed !!!!!

Mungkin sebagian bakal bilang malam itu saya lagi apes? Well, menurut saya sih itu teguran kalau saya kurang berbagi rezeki belakangan dan terlalu sibuk sama diri sendiri. Sibuk nulis thesis bikin jarang kumpul sama temen, jarang ke mesjid, dan jarang nyapa orang? Oke deh - mari kita iklaskan $50 itu. Bakal saya bayar denda ticketing itu besok. Niatkan sodakoh. Itung" menjelang bulan Ramadhan (cieee njuk dihubung2ke ngunu). Mari kita buka lembaran baru. Lembaran tulisan thesis yang ngga kelar" maksudnya >.<

Life must go on ! Sing wis yowis.

Comments

  1. Anonymous9:25 PM

    pengalaman, om, ditilang di negeri orang kan

    -crushdew-

    ReplyDelete
  2. Dharmali11:54 PM

    ow, man.. nasi padang dapet 100 bungkus.. 100 bungkus = sebulan makan 3 x sehari. :D

    ReplyDelete
  3. ah aku komen yg ini aja, berhubung beberapa hari yg lalu aku juga kena tilang di jakal -_-

    tapi alhamdulillah denda nya gak sampe US$ 50 :D

    ReplyDelete
  4. Kevin Pato 122:55 AM

    malang bener nasibmu kak fey, tp biar yg lalu ttp berlalu, namanya jga polisi lgi nyari makan, gak bisa ngelarang jga kan? *indonesianfacts

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen penguji. Berikut adalah

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan saya berikan t