Skip to main content

Surat dari Pengadilan Denver


Kaget setengah mati. Itu adalah respon saya pas menerima surat dari Denver District Court (alias Pengadilan Negeri Denver) sekitar 4 hari lalu. Surat yang ngga sembarang orang bisa dapet. Selain seorang tersangka kriminal atau saksi kriminal, ternyata orang yang bisa dapet surat ini adalah juror. OMFHG - apa apaan ini ?????? Awalnya pas dapet surat ini kirain ada kaitannya dengan penilangan mobilku sekitar 3 minggu lalu (baca ceritanya dsini). Kirain si polisinya masih ada problem sama saya sehingga masih pengen adu jotos mulut di pengadilan. Hmm, tapi perasaan problem itu uda selesai. Saya uda bayar denda tilangnya jauuhhh sebelum jatuh tempo. Saya juga ngga kena tilang lagi habis itu (aduh amit amit). Trus ada apa ini ?

Waktu tanya ke Public Safety Department di kampus sih dijelasin bahwa ternyata surat itu ngga ada hubungannya sama kasus penilangan 3 minggu lalu (alhamdulillah). Tapi, dijelasin sama si yang jaga kantor, kalau pemilihan juror itu sifatnya random. Bahkan untuk international student pun masih bisa kepilih. Wow, macem undian lottery aja.

surat yang ngga pernah saya tunggu" - kok akirnya nyasar nyampe ke rumah juga

Kembali ke topik besar : apa itu juror ? Well, kalau tanya ke saya sih pastinya ngga bakal saya jawab - karena saya juga ngga tau apa itu. Awalnya kirain juror itu macem nama kota di Singapore (Jurong) atau judul film yang dibintangi Demi Moore tahun 1996 (The Juror). Karena pengetahuan ilmu hukum saya super cethek (dan saya ngga pernah tertarik sama ilmu ini), akhirnya googling-lah saya dan nemu jawabannya di mas Wikipedia :

" A jury (juror) is a sworn body of people convened to render an impartial verdict (a finding of fact on a question) officially submitted to them by a court, or to set a penalty or judgement. Modern juries tend to be found in courts to ascertain the guilt, or lack thereof, in a crime. Juries are composed of jurors (also sometimes known as jurymen), who are by definition layman finders of fact, not professionals. "

Kira kira bisa duduk manis ngedengerin 1 kasus sampai 3-7 jam di pengadilan bo.

DUENK. Sebuah penjelasan yang sebenernya ngga menjawab pertanyaan saya, karena saya ngga paham sama maksudnya -_____- . Apalagi kalimat terakhir yang menjelaskan kalau juror itu ngga diambil dari kalangan profesional (yang paham hukum). NGEHEEKKKK. Kalau uda kayak gini pengen rasanya ngobrol sama karakter Elle Woods (di film Legally Blonde) buat tanya tanya tentang penting ngga-nya dateng sebagai seorang juror di pengadilan. Tapi rasanya ngga perlu repot" tanya ke Elle Woods, karena di salah satu halaman suratnya tertulis :



Hadeehh, nyebai. Ini surat kok maksa banget sih? Punishment yang sangat ngga fair (menurutku). Sok penting banget cuma gara" punya status District Court trus bisa maksa seseorang buat hadir pada hari dan tanggal tertentu (meskipun sebenernya emang iya kalau menurut kekuatan hukum America). Sebenernya curhat di blog ini pun juga ngga bakal membantu. Orang yang dapet surat ini udah ibarat kayak orang lagi sakit perut dan uda mau buang hajat : satu"nya jalan adalah mampir ke WC.

Kalau lawyer-nya saben tersangka kriminal di District Court secantik Reese Witherspoon (Elle Woods di film Legally Blonde) mungkin lain ceritanya : saya bakal berkomitmen dateng saben sidang :P

Sejauh ini sih lagi berusaha didiskusiin sama IIE, lembaga US yang ngurus" student VISA saya dsini. Kok bisa international student pemegan J1 visa bisa dipanggil buat juror sebuah district court (and I am not even a permanent resident !!). Oh tidak, sumpah males banget kalo beneran harus ke Court !!!! :'(

SIGH !

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. -____-

    Kalau lawyer-nya itu secantik Reese Witherspoon saya juga ikut daptar juror dongs mas :D

    oke, siap berkomitmen, hahaha

    ReplyDelete
  3. Wakakakakaaa,,, baru baca yg ini mz Fei,,, :P

    gimana tuh akhirnya? dirimu tetep dateng kah?

    Mawar-

    ReplyDelete
  4. Kevin Pato 123:19 AM

    sungguh menggelitik, dri 270 jeti pnddk tetap amerika kenapa musti memilih seorang kak fey as a juror? siib nasiib

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen penguji. Berikut adalah

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan saya berikan t