Skip to main content

Kisah seorang Oktariano

Tulisan ini saya dedikasikan untuk Oktariano.

Saya termasuk blogger yang jarang banget nulis materi blog tentang teman sendiri. Kesannya kok sok seleb banget dia sampai harus numpang eksis di blog saya. Tapi kali ini agak sedikit beda karena person yang saya akan bahas berikut adalah salah seorang teman bergosip di angkatan GF'04. Seseorang yang sangat smart dan sabar dalam hidup. Seseorang yang dari kisah hidupnya bisa kita jadikan tauladan, bahwa life is about having decision in right time and manner.

Sangat salut dengan perjuangan pria yang dulu dipanggil Okta tapi sekarang lebih terkenal dipanggil Cukong ini. Kenapa? Kesabarannya itu lho. Kasi empat jempolll deh. Sejak lulus dari tahun 2009, dia ini harus menunggu gawean selama 3 tahun. Emang sih dalam perjalanan 3 tahunnya itu dia ngga nglokro dan magabut (ya mungkin magabut dikit, tapi ngga ketauan lah). Dia lantas menasbihkan dirinya dalam skuad Pamungkas Asolole Corp (PAC), tim geophysicist asuhan Pak Budi dan Pak Aji. Selama tiga tahun itu pula dia menjadi salah satu backbone tim ini, kadang sampai harus menemani Pak Budi/Pak Aji berpresentasi  ria di BPMIGAS - atau bahkan dia sendiri juga harus turun tangan. Tapi disitulah timbul duri duri asmara antara dia dan mbak Ve...... Oopss haha.

Tapi memang nama nasib orang kadang susah ditebak. Hari yang dinantikan tiba juga. Kesabaran manusia ini luar biasa. Setelah 12x langganan gagal dalam pencarian gawe dan setelah tiga tahun menunggu, sekitar awal bulan November kemarin akhirnya (PRAISE TO GOD!) Cukong dapet gawe di SKMIGAS (a.k.a BPMIGAS). O eeeem jiii, sugoi bangett! SKMIGAS ma menn... Ibarat anime Saint Seiya Sanctuary, SKMIGAS itu adalah temple terakhir dimana Seiya harus mengalahkan Saint Gemini Saga yang ngaku" jadi Pope Sanctuary guna menyelamatkan Athena Saori. Itu semacam tempat pelabuhan impian para geoscientist, karena disitu semua aturan maen MIGAS di Indonesia dijalankan. Semua oil company tunduk padanya. Kalo nakal dikit, bisa disentil. Itu adalah platform yang pas buat yang pengen belajar seluk beluk dunia permigasan Indonesia from A to Z. Keren bangetlah kong, salut gw :)

Makanya tulisan super-jarang-terjadi ini rada dikemas rada spesial.

And the story goes ...

Kapan saya pertama ketemu Oktariano? Memori saya kembali ke jaman pertama kali jadi mahasiswa baru UGM, 8 tahun lalu. Saya bertemu dengan dua puluh lima mahasiswa GF'04 pada saat sesi KRSan semester satu di K2. Sebenernya agak agak lupa, apakah dia dulu ikutan ospek Fakultas atau ngga (hehe sori kong), karena dia waktu itu masi nebeng rumah sodaranya di Bantul (?) yang konon jauh banget rumahnya (alesan).

Lalu semakin kenal dengan satu angkatan ketika mulai masuk perdana kuliah. Inget banget dulu kuliah perdana adalah Fisika Dasar pak Kirbayy, jadwalnya tertulis di ruang kelas MIPA Selatan. Eh ditunggu tunggu, sang bapak ngga muncul muncul juga. Lantas baru dikasih tau kalau dosen pemilik senyum Ciptadent ini kalau ngajar selalu di MIPA Utara. Bzzzzt. 

Nah, si Oktariano ini sempet ngga masuk kuliah selama seminggu. Yah maklum angkatan dengan jumlah kepala manusia sedikit, satu ngga masuk saja sudah ketauan. Tapi karena masi maba, kita juga ngga bisa menghubungi dia. Entah ada angin apa, tiba tiba dia masuk kuliah di minggu kedua. Dan dresscode dia saat itu adalah celana kain hitam, sepatu joging, baju batik pendek warna putih keabu"an. Ini adalah dresscode yang dia kenakan selama 3 hari berturut" di debut kuliahnya (demi apa cobak?) dan salah satu dresscode fav dia selama kuliah.

Kesan pertama kenal dia? Orangnya ribut banget. R.U.S.U.H. Kalo ngomong intonasi Banjarnya kental, serasa pengen ngajak tawur. Scar di muka dia sering membawa saya berpikir bahwa dia adalah reinkarnasi seorang bajak laut di Laut China Selatan di kehidupan sebelumnya. Tapi kepiawaiannya dalam ngeles patut dianugerahi rekor MURI. Ngga ada kengelesan yang ngga bisa di-handle sama pria yang dulu ngekos di Babarsari ini. Kalau ujian bisa dipastikan dia duduk di deretan yang sama dengan saya. NIM dia 9936, NIM saya 9945. Palingan cuma selang seling sama si Ganda, Indra, Andika yang juga berNIM deket" sama saya. Ujian paling berkesan duduk dekat dia adalah waktu ujian Mekbat dimana GF'04 yang ngambil waktu itu dikit banget. Alhasil saya-Cukong bisa duduk sebelah"an sama absensi jauh macem Bagus dan Momon. Dan kita berempat ngga ada yang paham materinyaaaaa. Haha kacau. Thanks to mbak Rena (GF'03) yang jadi dewi penolong kala itu :P 

Paling ngga bisa lupa dengan motor karisma abu" itemnya yang legendaris itu. Pertama kali lihat di tahun 2004 sih masih kece lah. Secara karisma kan lagi ngehip banget jaman itu. Tapi terakhir kali lihat di tahun 2009, beberapa external body-nya banyak yang copot/ilang? Trus uda ngga ada sayap motornya pulak. Haha. Tapi keren lho ni motor, bisa menjelajahi beberapa lokasi OPMG 2005 yang sebagian ber-trek naudzubillah (sebut saja Ndeles misalnya -_-). Saya termasuk yang jarang nebeng motor ini, kadang takut aja kalau tiba" onderdil motornya copot semua ditengah jalan mengingat suara mesinnya yang mirip mesin pemotong kayu.

Cukong adalah ketua praktikum nonseismiknya GF'04. Ini kali pertama dia showed up memegang acara penting angkatan. Inget banget pas praktikum ini - eh GPS TRIMBLEnya KETINGGALAN ~ the heck! Haha, tapi itu justru bikin GF'04 jadi kreatif di lapangan, well kondisi underpressured kadang memang membuat kita dituntut kreatif. Di acara ini pula saya menjadi satu tim dengan dia + Igor + para peserta Jo Darling Cup (termasuk Jo sendiri) selama 3 hari nonstop. Kombinasi individu yang super aneh. Something was so fishy back then, apalagi mengingat Pak Imam yang ngundi -_- Tapi overall, alhamdulillah, praktikum nonseismik berjalan lancar jaya.

Pengalaman di lapangan berkesan sama dia adalah ketika FGA. Saat itu kelompoknya secara tidak sengaja menjatuhkan elektroda CSAMT di lapangan Kamojang. Elektroda tersebut ditemukan oleh porter kelompok saya (Ghofar'07 kalo ngga salah). Lalu -entah ide siapa- kelompok saya berniat mengelabui & berakting di depan kelompoknya seolah" elektroda tersebut beneran hilang :P Niat tidak baik ini lantas dengan sukses dieksekusi oleh simbah Baroto (perkap FGA kala itu, yang juga masuk tim lapangan saya). Adu mulut terjadi. Urat nadi di pelipis sudah keliatan. Pita suara meninggi. Mata memerah ngga terima dituduh. Hebatnya nih, satu kelompok saya ini beneran berakting gemilang, sehingga kelompok Okta serasa beneran percaya kalau elektrodanya hilang (muahahahahha patut dapet piala Citra). Eh pas emosi jiwa sudah memuncak dan kesadaran hampir di ujung batang hidung, tiba" simbah ngeluarin elektrodanya dan bilang dengan enteng, "Nyoh elektrodamu, ojo diilangke meneh". Hahay, cukong (dan Momon?) langsung gondooooooooook setengah mati dan hampir saja poso topo geni selama seminggu. Gotcha, you're on candid camera! :P

Mungkin karena bakat mbacot ga pentingnya yang tinggi ditambah daya nyindirnya  yang sudah masuk kategori level nasional, kadang ini anak suka memulai masalah tanpa menyelesaikan masalah. Sehati dengan saya yang anti BEM, dia ini cocok banget kalau jadi provokator. Di GF'04, semisal dalam suatu kelompok terdapat salah satu personel dari trio tukang nyindir alus tur nylekit (Hatma, Bagus, Ganda) plus tukang nyindir frontal, si Okta, maka dijamin kelompok ini bakal bubrah. Kalau bertahan - minimal harus ada satu orang jadi wasitnya. Sebut saja kelompok perpetaan kelompok Surya yang harus menggawangi sengketa kelompok antara Hatma-Novita versus Bagus-Okta. Only God knows how he managed to handle that. Mungkin itu dia kenapa Surya sekarang jadi bos Pertamina? (opojal).

Terlepas dari segala kekonyolan tersebut diatas, Cukong adalah sosok super friendly, sangat grounded, kalau berteman ngga milih milih, sangat jago dalam urusan menutupi emosi wajah, dan memiliki insting nggosip diatas rata" mahasiswa GF. Spesialis tendangan bebas kalau futsalan. Jadi inget pas jaman GF'04 hobi berfutsal di aspal HuBi (Hutan Biologi), kita sering berada dalam tim berbeda. Berbeda dengan dia yang memang bisa maen futsal / bola, saya sih justru lebih suka menendang betis para pemain daripada bolanya hzzztt.

Inget juga gimana dia dulu sempat tanya" tentang materi mikroseismik yang merupakan tema besar skripsinya juga. Bedanya kalau saya menggunakan mikroseismik untuk mitigasi bencana alam, dia menggunakan mikroseismik untuk deteksi hidrokarbon. Metode sama, beda objek. Sampai detik ini saya belum pernah baca tulisannya di perpus GF - maybe next time I will.

Physically, meskipun terjadi perubahan fisik cukup drastis pada Cukong dalam 2 tahun terakhir ini - tapi pada dasarnya ini anak memang punya bakat nafas panjang. Jago renang. Bisa nyelem down to 7meter ++. Mana pas session terakhir snorkeling di KarimunJawa Juni lalu dia terjun ngga pake safety vest, fin, dan snorkel sama sekali. Dia jugak yang jadi juru selamat kamera underwater saya yang terjun bebas dari kapal sampai kedalaman 5 meter itu. Kira kira cocoklah kalau ada Baywatch versi Banjarmasin gitu.

Poto KL - panas pol! 

 Wisudaan, w/ GF'05, GF'03, dan GF'99

Tim futsal GF'04 - berdarah darah lah kaki kita maen di aspal Biologi

Kelompok OPMG - The Junkies

Menghadiri acara purna wisuda bareng angkatan muda - sumpah mager banget habis makan gratis haha 

Poto studio geng gahool G4

 Poto pasca praktikum FGA, praktikum yang bikin Cukong stress berat karena (hampir) kehilangan elektroda haha

 Nikahan mbok Sum

 Kelas stratigraphy pak Nukee (2006): haha lu kecil amat kong :P

This is how we do it!

Well - goodluck lah Kong dengan gawean barunya. Kesabaran lu bener" inspiring bangetlah. Jangan somse karena udah masuk SKMigas. Kadang" sempat berandai", seandainya saya masih bercokol di industri migas, tentu besar peluang kita buat ketemuan lagi di rapat SKMigas dengan oil kumpeni. Besar peluang untuk berdebat lagi (apalagi ada kehadiran Sospol :P). Maybe next time lah. Semoga barokah! G4 foreva!

Comments

  1. Anonymous7:12 PM

    Cukong, si pecinta film donlotan. Selami isi hardiscnya, telusuri ribuan koleksi filmnya, dg teknik averaging voigt-reuss-hill sekiranya akan terlihat pola, suatu keteraturan yg berujung pada satu nama: canning tatum. x)

    Closinge lho, semoga barokah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahhaha whoever it is, you're insanely true :)

      Delete
  2. Anonymous12:28 AM

    I like this post. And congratulations to Okta! -ibuAde-

    ReplyDelete
  3. iya bener, selamat mas okta, mantab jaya sukses selalu...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Why I hate stereotypes ?

I hate stereotypes. Why? Because it will drag you to become narrow minded in the way of your senses to respect a community. Some people called me terrorist, because I am moslem. Some people called me second level residence, because I am Asian. Some people called me nerd, because I don't drink and don't do shit. Stereotyping and generalization are the basic human being’s reaction. It’s subconscious and is triggered and formed based on our background, education, culture, social upbringing, etc. We can’t help it. And the judgment is personal, individual. Stereotyping is practiced by everyone about other communities or segments of the same community. Although I hate it, stereotypes are inherent to human nature, and for good reason. We are all stereotypical of fire. We don’t touch it because we know it will burn us. We are told never to touch snakes because they are poisonous. So aren’t we being stereotypical when we don’t go near these things? Aren’t we being stereotypical when

Tipe Tipe Dosen Penguji Skripsi

Menurut saya menonton sidang skripsi itu seru dan penting. Seru, karena kita jadi bisa melihat muka nelangsa teman teman kita yang sedang asik dibantai para dosen penguji. Tentu sebagai seseorang yang pernah pendadaran, saya mengerti rasanya tekanan saat sidang dimana sejuta umat manusia  beberapa dosen menguji hipotesis dan hasil penelitian saya. Ibarat dosen penguji adalah pemain liga voli, maka mahasiswa yang sidang adalah bola volinya: sering dioper sana sini dalam kebimbangan dan kegalauan.  Penting buat ditonton karena  sidang skripsi mengajarkan kepada kita bagaimana cara ngeles ala orang berpendidikan. Itu juga adalah momen dimana kita berhak memperjuangkan title geophysicist  tanpa perlu bayar SPP dan BOP saben semesternya lagi. Selain itu penting juga buat belajar dari kesalahan orang lain saat sidang supaya kesalahan sama ngga terulang. Namun, namanya lulus sidang skripsi itu susah susah gampang. Salah satu faktor penentunya adalah dosen penguji. Berikut adalah

Review Beberapa Sidang Skripsi (Part 1)

Kalau di postingan sebelumnya sempat ngebahas tentang karakter dosen penguji skripsi, kali ini saya mau fokus me- review  sidang skripsi yang saya tonton dalam 3 bulan terakhir.  Memang sejak kembali ke Indonesia, ada sekitar delapan sidang skripsi S1, dimana lima diantaranya saya tonton. Alhamdulillah delapan mahasiswa ini lulus semua ~ ngga ada yang ngulang. Tiga sidang skripsi yang ngga saya tonton adalah sidangnya Kris'GF07, Gondes'GF06 dan Pai'GF06 - dan sumpah nyesel banget. Terutama skripsi Gondes yang konon dia merangkai dan membuat seismogram sendiri, dipasang di gunung Merapi sendiri, datanya diakusisi sendiri, hasilnya diolah sendiri, diinterpretasi sendiri. Bahkan instrumen seismogram yang dia pasang di gunung Merapi katanya uda hilang ditelan material vulkanik letusan besar tahun 2010 kemarin. Ebuset. Itu butuh pengorbanan waktu dan stamina banget lah.  He embraced the philosophy of being a geophysicist. Sangat asolole. Review yang akan saya berikan t